Data Utama Hukum & Kriminal Madura Sumenep

Anggotanya Pukuli Mahasiswa, Kapolres Sumenep Tak Tegas Sikapi Tuntutan Aktivis

Sejumlah aktivis mahasiswa saat gelar aksi demonstrasi di depan Mapolres Sumenep

SUMENEP, beritadata.id – Buntut aksi pemukulan salah satu oknum anggota polisi terhadap aktivis mahasiswa di Kabupaten Sumenep tak kunjung usai. Pasalnya, aksi demonstrasi menuntut keadilan dan ketegasan sang Kapolres hingga kini terus dilakukan.

Kali ini, gabungan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen kembali menggelar aksi demo jilid 2 di depan kantor Mapolres setempat, Jum’at (22/10/21).

Ironisnya, pada aksi demonstrasi yang kembali digelar itu, Kapolres Sumenep AKBP Rahman Wijaya menolak tuntutan peserta aksi.

Dimana, pimpinan tertinggi Kepolisian di Kota keris itu enggan menandatangani MoU dengan mahasiswa. Alasannya, masih akan dilakukan penyelidikan.

Adapun tuntutan mahasiswa tersebut diantaranya, meminta Kapolres memberikan sanksi tegas sesuai ketentuan institusi Polri terhadap oknum polisi yang membogem mahasiswa.

Kedua, memberikan jaminan serta garansi terhadap mahasiswa agar setiap ada aksi demonstrasi tidak ada lagi tindakan represif dari aparat terhadap peserta aksi.

“Karena tuntutan kali ini ditolak, kami akan menggelar aksi jilid III dengan tuntutan yang lain, yakni Kapolres harus mundur dari jabatannya,” ujarnya.

“Saya ingat betul yang dikatakan Kapolri pas kejadian pemukulan di Tangerang, bahwa Kapolri akan bertindak tegas terhadap Kapolres yang kurang tegas,” imbuh Korlap Aksi, Mohammad Nor pada sejumlah awak media.

Dia berjanji, pada aksi jilid III nanti semua aktivis mahasiswa akan bersatu untuk melengserkan Kapolres Sumenep, AKBP Rahman Wijaya. Bahkan, pihaknya juga berencana membawa kasus pemukulan ini ke ranah Polda.

“Kami akan berkoordinasi untuk aksi jilid III selanjutnya,” terangnya.

Sementara itu, Kapolres Sumenep, AKBP Rahman Wijaya hanya sebentar menemui mahasiswa. Sebelum menjatuhkan sanksi. Pihaknya akan melakukan investigasi kepada oknum polisi yang melakukan tindakan represif kepada aktivis mahasiswa tersebut,

“Kami akan melakukan investigasi dulu sebelum memberikan sanksi. Terimakasih untuk demonstrasi hari ini, kami sampaikan terimakasih,” ujarnya.

Usai menemui mahasiswa dengan waktu yang singkat itu, AKBP Rahman Wijaya langsung meninggalkan massa aksi tanpa melakukan kesepakatan alias tanda tangan hitam di atas putih bersama mahasiswa.

“Untuk selanjutnya saya pasrahkan kepada Kasi Intel,” pungkasnya berlalu. (Zn)

Leave a Comment