
SUMENEP, beritadata.id – Ratusan guru honorer di Kabupaten Sumenep tengah dihadapkan pada fakta pahit. Pasalnya, meski sudah mengabdi selama puluhan tahun nasibnya tidak jelas.

Mereka mengaku kecewa, sebab usulan guru PPPK Paruh Waktu penuh kejanggalan dan terkesan diskrimibatif.
Sebab, ada sekolah yang gurunya sudah penuh tapi tetap lolos, sementara sejumlah guru dengan TMT baru justru berhasil masuk daftar.
Demikian disampaikan sejumlah guru honorer di Kabupaten Sumenep. Mereka mengaku gagal masuk usulan PPPK Paruh Waktu meski memenuhi persyaratan.
“Semua persyaratan sudah saya lengkapi, mulai Sertifikat Pendidik, TMT saya 2010, usia. Tapi tetap tidak terjaring,” ungkapnya sembari mewanti wanti agar namanya tak disebut.
“Bahkan teman-teman yang TMT lama, sudah bersertifikat, tapi tetap tidak lolos,” bebernya melalui pesan singkat WhatsAapp. Senin 22 September 2025..
Kondisi ini membuat banyak guru honorer di Sumenep merasa putus asa dan merasa diperlakukan tidak adil. Khususnya mereka yang tak masuk PPPK Paruh Waktu
“Kami seperti dirumahkan pelan-pelan. Yang sudah tua apalagi, kan gak bisa ikut apa-apa. Harapan kami sederhana, semua bisa diangkat. Kalau tidak ada jalan lagi, maka kami siap turun menuntut keadilan,” tegasnya mengahiri percakapan.
Sementara itu, Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra sebelumnya sempat menjelaskan, bahwa pengusulan PPPK Paruh Waktu disesuaikan dengan kebutuhan tenaga pendidik di satuan pendidikan.
“Kalau satuan pendidikan sudah terisi, tidak bisa ditumpuk-tumpuk lagi,” kata Agus, Jumat pada Jumat 19 September 2025.
Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Sumenep, Achmad Syahwan Effendy, justru bersikap pasif dan enggan mencampuri urusan keputusan PPPK Paruh Waktu.
“Karena saya hanya Plt, maka saya serahkan kepada dinasnya, mungkin lewat TAPD,” ucapnya singkat.
Diketahui, Disdik Sumenep hanya mengusulkan 1.621 dari total 2.119 guru honorer untuk formasi PPPK Paruh Waktu. Tersisa 498 guru tersisihkan tanpa kejelasan. (*)
Leave a Comment