SUMENEP, beritadata.id – Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, Madura, Jawa Timur memperingatinya dengan melakukan penanaman ratusan bibit pohon mangrove di Pantai Matahari.
Tepatnya di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Sabtu 7 Oktober 2023. Penanaman pohon mangrove oleh PCNU Sumenep ini sebagai salah satu ikhtiar bersama dalam melakukan penyelamatan lingkungan.
Hadir dalam acara tersebut, Syuriah dan Tanfidziyah PCNU Sumenep, lembaga, badan otonom, MWCNU Bluto, Forkopimcam Bluto, Kades Lobuk, serta masyarakat setempat.
Acara bertajuk ‘Warga NU Menanam’ itu merupakan satu dari berbagai rangkaian kegiatan HSN 2023 yang diselenggarakan PCNU Sumenep selama satu bulan ke depan.
Ketua PCNU Sumenep, KH. A Pandji Taufiq mengatakan, bahwa persoalan lingkungan menjadi atensi pihaknya karena saat ini kehidupan tengah dihadapkan dengan kekeringan dan pemanasan global. Hal tersebut bila tidak segera ditangani, akan berdampak serius bagi kelangsungan hidup manusia di bumi.
“Saat ini persoalan lingkungan sedang berada di titik nol. Kekeringan merajalela terjadi dimana-mana. Hanya saja tidak begitu terekspose di media. Maka perlu kita membangun kesadaran bersama betapa pentingnya melakukan penyelamatan ini, salah satunya dengan masif menanam pohon,” katanya.
Kiai Pandji menambahkan, bahwa krisis pangan yang melanda dunia saat ini juga disebabkan oleh lingkungan yang mulai rusak. Selain karena kekeringan, juga karena pemanasan global serta konflik Rusia dan Ukraina yang tak berkesudahan. Namun, yang sangat dominan adalah faktor lingkungan yang mulai tidak bersahabat.
“Krisis pangan ini menjadi topik pembahasan di banyak pertemuan-pertemuan negara di dunia. KTT di Bali, KTT di India dan KTT ASEAN beberapa waktu lalu juga membahas krisis pangan. Maka tak ada salahnya NU juga turut andil memberikan atensi terkait penyelamatan lingkungan,” urainya.
Untuk itu, lanjut Kiai Pandji, hal sederhana namun sangat berdampak yang perlu dilakukan adalah masif menanam pohon. Guna mengembalikan ekosistem di bumi yang stabil, tanah yang subur, tetumbuhan yang rindang serta oksigen yang masih segar.
“Dulu, kakek kita sering menanam. Tapi jarang menebang. Dan sekarang kita sebaliknya. Justru sering menegang, namun jarang menanam. Ini yang kemudian menjadikan lingkungan kita sekarang menjerit. Maka perlu kita galakkan penanaman pohon dimana-mana,” sambungnya.
Dirinya pun optimis NU sangat mampu melakukan penyelamatan lingkungan bila bergerak masif dan solid. Kiai Pandji menyebut, total pengurus NU di Sumenep berjumlah hampir 1000 orang, mulai dari Syuriah, Tanfidziyah, lembaga hingga Banom. Jika masing-masing orang menanam satu pohon, tentu akan terjadi penghijauan skala besar di Sumenep.
Sekretaris Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPP NU) Sumenep, Musyfikurrahman mengatakan, bahwa pihaknya menyiapkan 1000 bibit pohon mangrove. Namun hanya 100 bibit pohon mangrove yang ditanam bersama-sama di Pantai Matahari Desa Lobuk, Bluto.
“Sementara sisanya kita bagi habis ke masing-masing MWCNU. Agar penyebaran dan penanamannya lebih merata ke seluruh daerah di Kabupaten Sumenep,” tandasnya. (*/zn)
Leave a Comment