Data Utama Kesehatan Madura Sumenep

Apakah Daging Sapi Terinfeksi PMK Boleh Dikomsumsi, Begini Penjelasan DKPP Sumenep

Dokter hewan saat memeriksa kesehatan sapi (Istimewa)

SUMENEP, beritadata.id – Beberapa pekan belakangan ini ramai diperbincangkan soal merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Tak sedikit masyarakat Kabupaten Sumenep yang merasa khawatir untuk mengkonsumsi daging sapi.

Dari hasil investigasi di lapangan, fobia enggan mengkonsumsi daging sapi karena takut tertular penyakit PMK kian menjamur di masyarakat.

Salah satu warga Desa Pabian Kecamatan Kota Sumenep Masyhuri (29) mengatakan, merebaknya PMK membuat orang-orang sedikit khawatir untuk mengkonsumsi daging sapi. Bahkan, arisan tahunan yang biasa digelar masyarakat setempat setiap Idul Adha turut dibatalkan.

“Setiap Idul Adha biasanya masyarakat disini beli sapi dari hasil arisan Qurban untuk di sembelih, berhubung PMK tidak jadi beli sapi, akhirnya hasil arisan dibagikan uangnya saja,” tuturnya.

Bapak satu anak itu menambahkan, tak hanya arisan Qurban yang dibatalkan, untuk membeli makanan berbahan dasar daging sapi, seperti Bakso dan lainnya masyarakat pun mengurungkan niatnya.

“Di rumah saya rata-rata begitu, enggan beli masakan dari daging sapi ,” imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan Nurul (31), warga Kecamatan Ganding. Menurutnya, saat ada acara hajatan di Desanya, masyarakat setempat lebih memilih makan olahan ayam ketimbang daging sapi.

“Kapan hari pas ada hajatan itu, olahan daging sapi nyaris tidak disentuh, hidangan daging ayam sama telur yang cepat habis,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep Arif Firmanto menegaskan, virus PMK tidak berbahaya atau menular terhadap manusia.

Menurutnya, manusia justru bisa menjadi carrier atau pembawa penyakit PMK serta dapat menularkannya dari satu hewan ke hewan ternak lainnya.

Seperti saat datang dari pasar hewan, atau pergi melihat hewan ternak milik tetangga yang terkena PMK kemudian langsung ke kandang sapi miliknya tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.

“Daging hewan ternak yang terinfeksi PMK aman untuk dikonsumsi manusia,” tegasnya. Kamis (23/06/22).

Arif mengungkapkan, hingga kini pihaknya terus melakukan upaya untuk menekan penularan PMK, seperti melakukan sosialisasi dan membentuk satuan tugas (Satgas) penanganan PMK.

Tim Satgas itu terdiri dari gabungan unsur Polisi, TNI, dan dokter hewan serta Paramedik kesehatan hewan dari DKPP. Mereka gencar turun kebawah memberikan penanganan terhadap hewan yang terjangkit, mengobati hewan yang sakit dan melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang PMK.

“Sebagai upaya mencegah dan mengendalikan penyebaran PMK tim juga melakukan penyemprotan disinfektan di kandang-kandang sapi milik warga yang kami datangi,” pungkas Arif. (Zn)

Leave a Comment