Data Utama Kesehatan Madura Sumenep

Warga Kepulauan Meninggal Diatas Kapal, Ketua KWK Sebut Fasilitas Kesehatan Belum Memadai

Ketua KWK H Syafiuddin saat diwawancara

SUMENEP, beritadata.id – Nasib kurang menguntungkan dialami Liana (30), warga pulau Desa Saubi, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep.

Sebelumnya, Liana sakit, dan sempat dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Abuya Kangayan.

Karena tak kunjung membaik, akhirnya Liana dirujuk ke RSUD Dr Moh Anwar Sumenep demi mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Namun, saat dalam perjalanan laut dari Batu Guluk menuju pelabuhan Kalianget dengan menempuh perjalanan sekitar 10 jam, nyawa Ibu rumah tangga tersebut tak tertolong. Liana meninggal dunia di atas Kapal DBS III.

Kepala Bidang Sumberdaya dan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, Nur Insan menyampaikan, kejadian tersebut akibat pasien kekurangan darah hemoglobin (HB), dimana yang bisa mentranfusi darah tersebut adalah pihak Palang Merah Indonesia (PMI).

“Setelah kami kroscek kebawah ternyata pasien tersebut kekurangan darah dalam(HB), dimana dalam hal ini bukan wewenang kami,” ujarnya.

“Menurut penjelasan Kepala Puskesmas Kangayan, bahwa pasien tersebut darah dalamnya (Hemoglobin/HB) hanya sekitar 2 sekian, sedangkan standardnya sekitar 12,” imbuhnya.

Sementara itu ketua komunitas warga kepulauan (KWK) H Syafiuddin mengatakan, terlepas dari suratan takdir setiap nyawa seseorang, pihaknya sangat menyayangkan kejadian tersebut.

Kata dia, warga kepulauan yang meninggal saat dalam perjalanan ke daratan demi mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai bukan hanya sekali ini. Namun sudah kesekian kalinya.

“Kita percaya itu takdir, tapi jika ditelaah, lebih kepada pelayanan kesehatan di kepulauan yang kurang memadai,” paparnya.

Menurut H Syafiuddin, dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat kepulauan, baik tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan yang ada di RSUD Abuya, sangatlah jauh dari kata ideal.

“Struktur tenaga kesehatan disana juga belum terbentuk, kami harap RSUD Abuya segera rampung dan terus berbenah, sehingga tidak harus dirujuk ke Sumenep,” urainya.

Selain itu ia menambahkan, alat transportasi laut antar pulau juga belum mumpuni. Untuk mencapai daratan Sumenep dibutuhkan waktu berjam-jam.

“Coba tidak ditempuh 10 jam, tapi bisa ditempuh dengan 3 jam, mungkin takdir berkata lain, mungkin masih sempat tertolong, sesuai ikhtiar kita sebagai manusia,” pungkas H Syafiuddin. (Zn)

Leave a Comment