Data Utama Madura Sumenep

Wacana Pemerintah Impor Beras 1,5 Juta Ton Ramai Penolakan, NU Sumenep Angkat Bicara

Sejumlah petani saat memanen padinya

SUMENEP, beritadata.id – Dilansir dari berbagai sumber, Menteri Perdagangan Republik Indonesia Muhammad Lutfi buka-bukaan soal alasan pemerintah yang berencana melakukan impor beras.

Salah satu faktor penyebabnya adalah, penyerapan beras dari Perusahaan Umum Bulog sangat menipis.

Pihaknya memaparkan, bila kinerja pengadaan Bulog dalam masa panen berjalan baik, maka Kementerian Perdagangan akan mengurungkan niatnya mengimpor beras.

“Kalau pengadaan Bulog didalam masa panen raya ini berjalan dengan baik, saya jamin tidak ada impor,” tegas Lutfi.

Wacana pemerintah pusat terkait rencana melakukan impor beras tersebut mendapat sorotan banyak pihak. Tak terkecuali dari Pengurus Cabang Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (PC LPPNU) Kabupaten Sumenep.

Dimana, LPPNU kota keris dengan tegas menolak rencana pemerintah mengimpor 1,5 juta ton beras tersebut.

Ketua LPPNU Sumenep H Alvin Niam mengatakan, rencana impor beras itu sangat melukai hati para petani republik ini.

Kata dia, mestinya pemerintah lebih memikirkan nasib para petani dalam negeri yang saat ini mengalami kesulitan ekonomi karena dampak pandemi Covid-19.

“Impor hanya memberikan keuntungan pada segilintir pihak tertentu, yang paling dirugikan ya petani kita,” katanya, Senin (22/3/21).

Menurut Alvin, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Timur (BPS Jatim) pada kuartal ketiga 2020 lalu, produksi padi di Jatim mencapai 10,02 juta ton.

Produksi tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,44 juta ton dibanding tahun 2019 silam. Dimana, tahun 2019 hanya mencapai 9,58 juta ton.

“Jatim sebagai produsen padi terbesar di Indonesia, tahun 2020 produksinya surplus,” urainya.

Meski produksi padi di Jatim tidak mengcover kebutuhan beras nasional. Menurutnya masih ada produksi padi dari provinsi lain, yang mana bila dihimpun jumlahnya akan sangat banyak.

“Mestinya pemerintah lebih mendorong para petani untuk memperbaiki pola pertanian. Seperti, memberi edukasi bagaimana bertani yang baik mulai proses penanaman hingga musim panen, bukan malah impor,” paparnya.

Dengan memperbaiki pola pertanian yang sehat lanjut Alvin, Negara Indonesia yang notabene beriklim tropis, mustahil memiliki ketergantungan soal beras kepada pihak manapun.

“Secara kelembagaan LPP NU Sumenep menolak rencana tersebut sebab, rata-rata warga NU di Kabupaten Sumenep berprofesi sebagai petani, ini demi kemaslahatan umat,” Pungkasnya. (Zn)

Leave a Comment