SUMENEP, beritadata.id – Tidak ingi lingkungan tercemar, warga Kampung Tapakerbau, Desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Sumenep, Jawa Timur menolak rencana pembangunan tambak di kawasan pesisir pantai setempat.
Penolakan itu dilakukan dalam bentuk Rabu aksi memancangkan kain panjang berisi pernyataan sikap di kawasan pesisi, tempat rencana pembangunan tambak. Pada Rabu 8 Januari 2023 kemarin.
Dalam aksi tersebut, mereka juga deklarasi bersama menyatakan sikapnya untuk bersama-sama menolak pembangunan tambak.
“Tadi kami terdiri dari pemuda dan warga Kampung Tapakerbau aksi sekaligus sama sama berjanji untuk menolak keras pembangunan tambak. Karena akan berdampak buruk terhadap masyarakat khususnya Tapakerbau,” ungkap perwakilan Warga, Ahmad Siddik, Kamis 9 Februari 2023.
Siddik yang juga Ketua RT 01 RW 01 Kampung Tapakerbau mengungkapkan, rencana pembangunan tambak tersebut direncanakan oleh sejumlah pemilik modal yang menyatakan memiliki hak atas penguasaan lahan dikawasan pesisir pantai. Pengelolaannya dikabarkan akan dilakukan oleh Pemerintah Desa melalui lembaga usaha yang akan dibentuk.
“Warga resah dengan rencana tersebut. Karena sebelumnya sudah ada beberapa orang penting di Desa mendatangi beberapa warga menyatakan untuk menggarapnya,” tutur Siddik.
Menurut dia, Rencana pembangunan tambak dikawasan pesisir pantainya sebenarnya sudah beberapa kali dilakukan, namun karena upaya warga menolaknya akhirnya digagalkan. Namun, saat ini justru kembali direncanakan dengan memanfaatkan beberapa warga lokal yang memiliki peranan penting.
”Sekarang justru orang yang dulu juga menolak, malah menjadi bagian untuk melakukan penggarapan,” kata Siddik menyesalkan.
Bagi warga Tapakerbau tidak ada ruang untuk bernegosiasi dalam rencana penggarapan lahan di pesisir pantai. Kawasan tersebut merupakan tempat bagi nelayan lokal untuk mencari penghidupan dengan menangkap ikan.
“Disitu jantung kehidupan masyarakat nelayan. Tidak hanya warga Tapakerbau yang mencari ikan rajungan, udang dan sebaginya disana, tapi dari desa desa sekitar juga,” urainya
Selain itu, pembangunan tambak tersebut akan berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar terutama kampung Tapakerbau. Pembangunan tambak sebelumnya juga sudah menjadi contoh nyata bahwa mencemari lingkungan kampung.
“Dan tidak hanya itu, dari hasil kajian kami air laut bisa naik ke daratan kampung karena pembuangan air sungai ketika hujan dari ujung dan ditambah air pasang semakin sempit pembuangannya,” jelasnya.
Warga Kampung Tapakerbau menyatakan akan terus melakukan berbagai upaya untuk menolak rencana pembangunan tambak tersebut.
“Kami juga cukup heran, kok bisa pantai itu dikuasai perorangan. Untuk itu, jalur-jalur hukum untuk menggugatnya akan kami lakukan,” sambungnya.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Kepala Desa Gersik Putih Mohab belum bisa diminta penjelasan mengenai sikap warga tersebut. (Zn)
Leave a Comment