Bangkalan Data Utama Madura

Petani Padi Menjerit, 180 Hektar Lahan Padi Terendam Banjir di Arosbaya

Salah satu lahan pertanian yang terendam banjir

BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Kecamatan Arosbaya, Bangkalan kembali dilanda banjir. Penyebabnya karena curah hujan yang tinggi sehingga membanjiri delapan Fusun di dua Desa di Kecamatan Arosbaya.

Begitu juga dengan lahan pertanian, para petani padi mengaku kondisi padinya rusak karena diterjang banjir setinggi satu meter. Pengakuan itu disampaikan oleh Ahmad salah satu petani padi di Arosbaya, Rabu (6/2/2019).

“Hujan deras tidak berhenti sampai tengah malam. Bahkan sekitar pukul 3 pagi sudah terendam air bahkan sampai ke rumah warga,” katanya saat melihat kondisi lahan pertaniannya.

Sementara itu ketika dilakukan penghitungan jumlah lahan pertanian yang terdampak banjir di Kecamatan Arosbaya sudah mencapai 180 hektar lahan padi yang terendam banjir.

Hal itu disampaikan oleh Pelaksana Harian (PLH) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bangkalan Setiabudi. Menurutnya tergenangnya lahan pertanian disebabkan curah hujan yang lebat. Selain itu faktor lain karena air laut sedang pasang. Sehingga, air tidak mengalir melalui sungai bahkan kembali dan melebar ke area persawahan dan perumahan warga.

“Untuk saat ini kita akan melakukan tanggap darurat, seperti bantuan khusus melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah diserahkan dan Bupati sudah memerintahkan,” terangnya.

Selain itu juga pihaknya melakukan pelayanan dasar seperti layanan kesehatan, pertanian, lalu beranjak pada penanggulangan jangka panjang. Menurutnya program jangka panjang yang dimaksud adalah dengan adanya penanaman pohon kembali (Reboisasi) di wilayah ketinggian agar bisa menyerap laju air hujan. 

“Takut ada penyakit menular perlu dilakukan penanganan, termasuk anak-anak yang tidak bisa masuk sekolah karena banjir,” ujarnya.

Terkait masalah pertanian dirinya menyatakan ada sekitar 180 hektar lahan yang terkena dampak air hujan tersebut. Dirinya memerintahkan untuk menghitung berapa jumlah kerugian yang dialami oleh para petani.

“Ini sudah dihitung berapa kerugiannya, sebenarnya ini jarang terjadi bisa lima atau sepuluh tahun sekali,” pungkasnya. (Zan/Lim)

Leave a Comment