SUMENEP, beritadata.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur kembali menggelar festival Tan Pangantanan Dhe’ Nondhe ‘Ni’ Nang, yang merupakan bagian dari rangkaian Kalender of Event Sumenep tahun 2024.
Kegiatan tersebut berlangsung meriah, acara digelar di Jl. Jendral Sudirman, Lingkungan Delama, Pajagalan Kecamatan Kota setempat. Sabtu 25 Mei 2024.
Pagelaran Festival Tang Pangantanan ini bertujuan merawat tradisi dengan menonjolkan nilai-nilai budaya luhur, seperti pengenalan kota kasa bahasa Madura halus (besah alos) sejak dini kepada para peserta.
Selain besah alos, juga menampilkan nilai-nilai adat budaya tata cara lamaran khas Sumenep atau acara nikah dengan lengkap dangan baju pengantim, seperti seperangkat alat lamaran yang menjadi tradisi masyarakat Kota Keris.
Dalam laporan kegiatan, Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra menyampaikan, para peserta berasal dari 20 kecamatan daratan maupun kepulauan. Para peserta teridiri dari anak-anak TK sebanyak 25 kontingen dan SD sebanyak 18 kontingen, total keseluruhan yakni 43 kontingen.
Wakil Bupatu Sumenep Dewi Khalifah mengatakan, Festival Tan Pangantanan Dhe’ Nong Dhe’ Ne’ Nang jenjang TK dan SD ini merupakan tradisi dan budaya Kabupaten Sumenep yang perlu dilestarikan.
Menurutnya, tradisi enmaenan tan pangantanan sudah ada sejak tahun 1574. Dulu, kata Wabup Dewi Khalifah, permainan ini disebut dhe’ nong dhe’ ne’ nang. “Dengan lagunya ini dulu biasanya dimainkan,” katanya.
Secara harfiah, Wabup Dewi Khalifah, menjelaskan tentang arti dari kalimat dhe’ nong dhe’ ne’ nang. Kalimat ini memilkki arti merunduk, dijabarkan bahwa mengajarkan kepada anak-anak agar menjadi pribadi yang tawadhu’ dan menghormati kepada yang lebih tua.
“Bahkan di lagunya berbunyi nong ta’ nong dhe’ jaga jaggur, artinya kalau tidak merunduk maka dia akan disisihkan oleh masyarakat,” jelasnya.
“Mudah-mudahan ini bisa mengangkat potensi wisata budaya Sumenep, sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian para pelaku UMKM,” pungkasnya. (Zn)
Leave a Comment