Data Utama Hukum & Kriminal Madura Sumenep

Mandi Dilaut saat Cuaca Buruk, Pria di Sumenep Tewas Mengambang

Bersama warga setempat, Polisi melakukan olah TKP dibibir pantai Desa Karduluk

SUMENEP, beritadata.id – Pria itu bernama Moh Husen, warga Dusun Blajud, Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura.

Usianya masih muda, baru menginjak 23 tahun. Tepat pada hari Jum’at 11 Desember kemarin sekitar pukul 16:00 WIB, Moh Husen berpamitan pada keluarganya akan mandi di laut.

Dengan berbekal ban mobil bekas, di sore yang sendu itu, Moh Husen berkecimpung dalam air laut tak jauh dari dibibir pantai Desa Karduluk.

Namun, hingga matahari terbenam dan memasuki adzan Magrib, Moh Husen tak kunjung kembali.

Sehingga, kepanikan mulai lahir dipikiran keluarganya. Bagaimana tidak, kondisi cuaca di Kota keris beberapa hari belakangan ini memang sedang tak menentu. Hujan disertai angin masih betah berdiam diri berhari-hari.

Dari rasa cemas itulah, pihak keluarga berusaha melakukan pencarian. Kekhawatiran mereka melangkahkan kakinya ke Mapolsek setempat untuk melaporkan hilangnya Moh Husen.

Dengan dibantu keluarga dan warga setempat, sejumlah personil Polsek Prenduan mulai melakukan pencarian.

Petugas dan warga menyisir pantai menggunakan 2 sampan. Tak lupa, mereka juga mengikutsertakan tim medis UPT Pragaan dalam proses pencarian.

Selama pencarian satu malam suntuk, akhirnya Sabtu pagi (12/12/20), sekitar pukul 05.00 WIB, warga setempat digegerkan dengan penemuan sesosok mayat laki-laki.

Mendapati laporan penemuan mayat, petugas kepolisian langsung menuju TKP. Sesampainya dilokasi, ciri-ciri mayat yang ditemukan sesuai dengan laporan keluarganya.

Benar saja, mayat tersebut adalah jasat Moh Husen. Pemuda 23 tahun yang pamit mandi ke laut itu telah ditemukan tewas mengambang dalam kondisi telungkup. Mayatnya berjarak 200 meter dari bibir pantai.

Hasil olah TKP polisi, Moh Husen diduga meninggal dunia karena tenggelam dan terbawa arus air laut.

“Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis, tidak diketemukan tanda-tanda luka atau bekas penganiayaan,” terang Kasubag Humas Polres Sumenep AKP Widiarti, Sabtu (12/12/20).

Dalam pers releasenya, perempuan berpangkat tiga buah balok emas dipundaknya itu menambahkan, pihak keluarga Husen menolak melakukan autopsi pada tubuh korban.

“Polisi menyetujui jika tewasnya Husen adalah takdir tuhan dan mengalami kecelakaan sendiri yang mengakibatkan hilangnya nyawa,” pungkasnya. (Zn)

Leave a Comment