SUMENEP, beritadata.id – Seminggu setelah lebaran Idul Fitri, ketupat menjadi salah satu hidangan wajib untuk dinikmati. Namun, tradisi menganyam atau merajut cangkang ketupat ini kian tergerus zaman, terutama di kalangan generasi muda.
Kini, anak-anak muda semakin sedikit yang memiliki keterampilan dalam membuat ketupat. Tentu hal ini patut disayangkan, sebab ketupat merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Demi melestarikan tradisi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep hadir dengan menggelar lomba membuat cangkang (orong) ketupat. Lomba digelar di Pantai Lombang pada Selasa 16 April 2024.
Pesertanya terdiri dari sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Badan Usaha Miik Daerah (BUMD) serta seluruh Camat di Sumenep. Mereka diberi waktu untuk menganyam orong ketupat hanya 30 menit oleh panitia.
Pantauan media para peserta mengenakan baju adat Sakera, untuk para peserta perempuan mengenakan baju kebaya Marlena.
Wakil Bupati Sumenep Nyai Hj Dewi Khalifah mengatakan, proses pembuatan ketupat itu mempunyai filosofi persaudaraan yanng erat kerana tidak mudah untuk membuatnya.
Ketekunan dalam mempelajari teknik merajut daun kelapa yang masih muda atau (jhenor) itu membutuhkan ketelatenan dan keterampilan khusus.
“Makanya tradisi ini harus dijaga jangan sampai punah, karena faktanya sekarang banyak yang tidak bisa membuat orong ketupat,” ujar Wabup saat meninjau peserta lomba.
Nantinya, lanjut Wabup festival membuat orong ketupat tidak hanya digelar untuk lintas OPD, BUMD dan Camat saja, akan tetapi akan menyasar ke lembaga-lembaga pendidikan.
“Membuat orong ketupat itu sudah menjadi turun menurun, tentunya anak-anak sekarang harus bisa juga,” pungkasnya. (Zn)
Leave a Comment