SUMENEP, beritadata.id – Bentrok antara demonstran dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sumenep berakhir ricuh, Rabu (31/3/2021). Aksi unjuk rasa di Kantor Bupati itu terkait aktivitas tambak udang yang mencemari lingkungan.
Unjuk rasa penolakan keberadaan tambak udang illegal itu awalnya merupakan aksi damai. Namun, kerusuhan tiba-tiba terjadi saat mahasiswa meminta masuk ke Kantor Bupati.
Para pendemo yang tergabung Forum Keluarga Mahasiswa Sumenep (FKMS) itu merasa geram terhadap tindakan Satpol PP. Sebab, mereka merasa diperlakukan layaknya preman.
“Mereka itu beraninya sama mahasiswa, sama petambak udang illegal takut,” ucap koordinator aksi lapangan (Korlap) Moh Sutrisno.
Menurut Sutrisno, Satpol PP bertindak anarkis saat terlibat aksi saling dorong. Kata dia, Satpol PP telah melakukan kekerasan terhadap peserta aksi.
“Mereka itu pengecut, kami hanya ingin masuk duduk didalam, kenapa dihalang-halangi, kami ini mahasiswa bukan preman,” ujar dia menyesalkan tindakan aparat Satpol PP.
Meski dalam insiden tersebut tidak ada yang mengalami luka-luka, baik mahasiswa dan aparat. Ketegangan sempat terjadi hingga satu jam lebih.
Disisi lain, humas Satpol PP Sumenep Nurul Huda mengklaim, bentrok dengan pendemo menurutnya merupakan hal biasa. Kata dia, aparat telah melaksanakan tugas sesuai aturan yang ada.
“Kami melaksanakan tugas sesuai SOP yang sudah ada. Bentrokan tadi itu tidak parah,” tandasnya. (Zn)
Leave a Comment