SUMENEP, beritadata.id – Komisi IV DPRD Sumenep menilai program Desa Model untuk Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Anak atau disebut program Sadel Cepak perlu dikoreksi.
Pasalnya, inovasi tersebut kurang efektif dalam menekan tingginya angka perkawinan anak, melainkan malah cenderung menambah problem sosial baru di masyarakat.
Anggota Komisi IV DPRD Sumenep H. Sami’oendin mengatakan, persoalan perkawinan anak tidak melulu dilihat dari sudut pandang terjadinya risiko perceraian dan masalah kesehatan saja, melainkan juga mengenai problem kompleks yang terjadi di lingkungan pergaulan anak.
Seperti maraknya kasus pemerkosaan, perzinahan atau hubungan seksual di luar nikah yang terjadi atau dilakukan oleh anak. Yang mana hal inilah yang seharusna menjadi perhatian Pemkab Sumenep dalam upaya pencegahan pernikahan dini.
“Yang harus dipahami oleh Pemerintah itu faktor mendasar yang menyebabkan terjadinya perkawinan anak, seperti pergaulan bebas, hamil duluan hingga memaksa orang tua harus menikahkan anaknya,” ujar H Sami’oeddin saat dikonfirmasi melalui saluran telepon, Rabu 9 Agustus 2023.
Menurut dia, penyebab paling mendasar terjadinya pernikahan dini sangalah kompleks, selain pergaulan bebas, juga faktor ekonomi serta adat istiadat di masyarakat.
Artinya, sebelum membuat sebuah program Pemkab mestinya lebih teliti lagi agar program Sadel Cepak ini bukan sekadar kompetisi inovasi yang ternyata kurang efektif yang justru memicu persoalan lain di masyarakat.
“Jadi, yang mesti dicegah oleh pemerintah itu adalah penyebab terjadinya pernikahan anak, bukan malah mencegah pernikahan anak,” pungkasnya. (Zn)
Leave a Comment