SUMENEP, beritadata.id – Dalam rangka memberikan edukasi terhadap masyarakat, khususnya para petani tembakau, DPC PWRI bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep berkolaborasi menggelar kegiatan focus grup discusion (FGD) bertajuk “Menakar Kebutuhan Tembakau Tahun 2024”. Sabtu 2 Desember 2023.
Kegiatan yang berlangsung di Edutorium Jagha Tembha UNIBA Madura, Kecamatan Batuan itu diikuti sebanyak 100 peserta, terdiri dari ASN dilingkungan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab), kelompok tani (Poktan), gabungan kelompok tani (Gapoktan) dari 13 Kecamatan penghasil tembakau di Kabupaten Sumenep.
Dalam kegiatan tersebut, mereka dipandu oleh Kepala DKPP Sumenep, Arif Firmanto S.TP.M.Si dan CEO PT Empat Sekawan Mulia, Suhaydi. Adapun materi yang diberikan adalah, kuota tembakau tahun 2024, luas tanam yang harus dipertahankan, agar tidak ditambah dan dikurangi serta komitmen petani untuk tidak berbuat curang dengan mengoplos tembakau Madura dengan tembakau lain atau mencampur dengan bahan-bahan lainnya.
Secara khusus, FGD Tembakau tersebut bermaksud mengajak petani di Sumenep melakukan penanaman tembakau berdasarkan prediksi yang jitu dan masuk akal.
Kepala DKPP Sumenep Arif Firmanto menyampaikan, Pemerintah Daerah tidak bisa membatasi petani dalam menanam tembakau. Namun, pihaknya tak ingin petani melakukan penanaman daun emas itu dengan asal-asalan.
“Kami sepakat dengan apa yang disampaikan Ketua PWRI Sumenep Rusydiyono agar petani tidak menanam tembakau hanya berdasarkan keinginan dan luasnya lahan,” kata Arif Firmanto saat menyampaikan materi melalui virtual.
Menurut Arif, para petani yang hendak menanam tembakau harus berdasarkan prediksi kebutuhan pasar atau pabrikan agar hasil tanam tidak merugi. Ia mengingatkan jangan sampai mahalnya harga di tahun ini menjadi alasan petani berlomba-lomba menanam tembakau di tahun 2024 mendatang.
“Karena dengan mahalnya harga tembakau tahun ini (musim tanam 2023, red), tidak menutup kemungkinan tahun 2024 petani akan menanam tembakau semua,” ujarnya.
Padahal, jumlah produksi tembakau yang samakin naik tidak pasti membuat petani mendapatkan untung besar. Bisa jadi, itu malah membuat harga tembakau anjlok karena jumlah produksi tak sebanding dengan kebutuhan.
“Maka dari itu, saya sangat sepakat dengan FGD bertema ‘Menakar Kebutuhan Tembakau di tahun 2024’ yang diadakan oleh PWRI, acara ini luar biasa,” tegas Arif Firmanto.
Sebelumnya, Ketua DPC PWRI Sumenep Rusydiyono mengungkapkan, kegiatan FGD itu untuk menemukan solusi dari sejumlah permasalahan petani saat musim tembakau tiba.
Kita juga punya kewajiban dan tanggung jawab bagaimana untuk musim tanam tembakau tahun ini tidak menjadi hal buruk untuk tahun yang akan datang,” kata Rusydiyono dalam sambutannya.
Ketua DPC PWRI Sumenep itu kemudian bercerita bagaimana kondisi petani saat ini. Menurutnya, para petani tidak boleh hanya mengacu pada harga pasar, namun harus paham bagaimana serapan pabrikan tembakau.
“Saat ini kita duduk bersama, mendiskusikan bagaimana persoalan tembakau di tahun 2024 mendatang. Apa yang harus dilakukan petani ke depan, sehingga para petani menanam tembakau tidak hanya soal kebanyakan modal, luas lahan, akan tetapi menemukan nilai jual pasar,” jelas wartawan yang karib disapa Yono itu.
Kegiatan FGD Tembakau kolaborasi antara PWRI Sumenep DKPP ini berjalan dengan sukses. Selain Arif Firmanto, panitia menghadirkan CEO PT Empat Sekawan Mulia Pamekasan Suhaydi, Ketua DPRD Sumenep H. Abdul Hamid Ali Munir dan CEO PR Bahagia H. Mukmin. Sementara Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menjadi pembicara utama (keynote speaker). (*/zn)
Leave a Comment