SURABAYA, Lingkarjatim.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta PKK ikut fokus tangani stunting dan masalah kesehatan reproduksi remaja di Jatim. Pasalnya, kata Khofifah, ada sebanyak 11 Kabupaten/Kota di wilayahnya masih ada kasus stunting.
“Kasus stunting masih ada di 11 kabupaten di Jatim, ibu PKK di 11 wilayah ini harus fokus masalah stunting, dan segera dikoordinasikan bersama OPD stempat dan OPD Pemprov,” kata Khofifah, Rabu (20/2/2019).
Menurut Khofifah, kasus stunting bukan hanya diantisipasi sejak ibu hamil, melainkan saat remaja. Kemudian juga harus memperhatikan gaya hidup dari calon ibu. “Sehingga ia berharap ibu PKK bisa masuk ke lini remaja juga, untuk mengingatkan masalah Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR),” ujarnya.
Selain itu, PKK juga harus berperan terhadap masalah pernikahan dini di Jatim. Dimana kasus ini tertinggi adalah Kabupaten Bondowoso. “Kami harap Ibu PKK bisa ikut mengedukasi orang tua untuk tidak buru-buru mendaftarkan anak ke KUA dan menikah,” katanya.
Mendapat amanah baru, Arumi Bachsin sebagai Ketua Umum Penggerak PKK Jatim mengaku siap menyambut tugas baru untuk menggerakkan perempuan di Jatim. Arumi mengaku punya bekal pengalaman saat menjadi Ketua Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek,
“Tapi amanah kali ini memiliki tanggung jawab yang besar. Karena sekarang saya harus memegang 38 Kabupanten/Kota di Jatim, dengan kultur yang berbeda-beda. Berbeda dengan di Trenggalek yang hanya 14 Kecamatan,” kata Arumi.
Arumi juga mengaku siap mengatasi masalah stunting di Jatim, sebagimana diamanahkan khusus oleh Gubernur Jatim Khofifah. Sebab, kata Arumi, masalah stunting bukan hanya masalah kurang gizi saat hamil, tapi juga terkait persiapan diri dan kualitas dari kesehatan ibu, atau lifestyle para ibu sendiri.
“Saya siap nanti turun ke anak-anak remaja yang kelak akan menjadi ibu, untuk bisa menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan reproduksinya,” ujarnya. (Mal/Lim)
Leave a Comment