SUMENEP, beritadata.id – Kenangan masa kecil memang tak pernah terlupakan. Hari-hari yang dilewati sejak masa kanak-kanak selalu saja membekas di hati.
Masing-masing dari setiap orang sudah pasti memiliki kisahnya sendiri. Seperti pengalaman pertama masuk sekolah dan segudang kenangan yang tak akan pernah mungkin dilupakan.
Begitupula dengan kisah masa remaja Bupati Sumenep Achmad Fauzi saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Masa kecilnya juga penuh dengan goresan kenangan indah dan menarik untuk diceritakan.
Seperti yang dikisahkan Nanik Mujiati (65), salah satu guru yang dulu pernah mendidik Achmat Fauzi di SMPN 4 Sumenep yang kini menjabat sebagai Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 2 Sumenep.
Katanya, mengajar seorang Fauzi muda di jurusan Bidang Studi Elektro dulu penuh dengan berbagai kisah lucu dan unik. Sebab, Fauzi kecil acap kali ia cubit karena terlambat datang ke sekolah.
“Dulu saat saya masih muda memang rada keras kalau mendidik anak-anak,” ujar Nanik tersipu-sipu mengingat masa silam.
Perempuan yang mengabdi menjadi guru sejak tahun 1993 itu mengaku, karakter Fauzi muda penuh semangat dan rajin. Bakat kepemimpinannya memang sudah terlihat sejak dia remaja.
“Setiap guru pasti mengenal sikap dan karakter muridnya, bakat memimpinnya memang sudah ada sejak dulu,” urainya.
Pada momentum hari guru sedunia tahun ini, dirinya tidak menyangka akan didatangi oleh sang murid yang kini menjadi orang nomor satu di Kabupaten Sumenep.
Sebab, semenjak Achmad Fauzi lulus sekolah, komunikasi dengan murid bengalnya itu sudah lama fakum.
“Rasanya saya mau pingsan, luar biasa sekali. Ini kejutan seumur hidup saya, inilah kejutan,” ucapnya terbata-bata.
Menurut dia, Achmad Fauzi merupakan satu-satunya siswa yang is the best. Kedatangannya mengunjungi guru yang pernah mendidiknya menunjukkan sifat pengabdian yang luar biasa. Terlebih lagi saat ini menjadi orang sukses.
“Ini membuktikan bahwa guru bisa mengantarkan siswanya menjadi orang yang sangat berguna untuk nusa dan bangsa, termasuk agama. Doa guru untuk murid selalu yang terbaik, mudah-mudahan dibawah kepemimpinan beliau Sumenep lebih baik, maju sejahtera dan dicintai masyarakat,” sambungnya.
Sementara itu Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan, Nanik Mujiati merupakan guru favoritnya saat masih SMP. Momentum hari guru sedunia tahun ini menurutnya sangat pas untuk merajut rindu dengan sang guru.
“Pada dasarnya saya ingin memberikan sesuatu yang berbeda, bahwa kita menjadi sesuatu apapun profesi ini atas tanda jasa guru. Tanpa seorang guru pastinya kita tidak akan menjadi apa-apa,” ucap Fauzi, Selasa (05/10/21).
Menurutnya, Nanik Mujiati dengan telaten dan sabar mendidiknya pada waktu ia masih bersekolah. Dari sang guru ia tahu arti kesabaran dan keikhlasan.
Tak malu, Bupati Fauzi juga sempat mengaku sering mengerjakan pekerjaan rumah (PR) di kelas. Bahkan ia juga mengaku mendapat teguran dan cubitan dari gurunya itu karena kenakalannya tersebut.
“Di masa kecil, kita pasti pernah nakal. Nah, seorang guru disitu masih sabar mendidik siswanya. Makanya, saat saya duduk bersama dengan Ibu Nanik tadi banyak yang kami dibicarakan. Mulai dari saat masih sekolah hingga menjadi seorang Bupati, padahal dulu saya muridnya,” kenang Fauzi diiringi gelak tawa yang hadir diperjumpaannya dengan sang guru.
Politisi PDI-P itu menambahkan, guru adalah profesi yang berbahagia. Sebab, dapat mengantarkan anak-anak didiknya menjadi apa saja. Bahkan dapat menjadi orang tua di sekolah.
“Guru ini harus dihargai, guru adalah pahlawan kita. Mereka berjuang di dunia pendidikan, kita harus menghormati para guru-guru kita,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Achmad Fauzi tak hanya bersilaturahmi biasa dengan sang guru. Selain memberikan kejutan kedatangannya yang tanpa sepengetahuan gurunya tersebut, dirinya juga menyerahkan bingkisan berupa laptop dan sepatu. (Zn)
Leave a Comment