SUMENEP, Lingkarjatim.com – Jumlah tenaga penyuluh pertanian di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur kini masih jauh dari ideal. Dari 334 tenaga penguluh pertanian yang dibutuhkan, kini baru ada 128 orang, sehingga masih kurang sekitar 206 orang untuk menuju ideal.
“Idealnya satu desa satu tenaga penyuluh (pertanian), mestinya ya 334 tenaga penyuluh (satu desa satu orang penyuluh pertanian),” kata Bambang Heriyanto, Kepala Dinas Pertanian Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep, Jumat (5/4/2019).
Kabupaten Sumenep sendiri terdiri dari 334 desa dari 27 kecamatan. Baik yang ada di Kepulauan maupun daratan. Sementara untuk pulau, Sumenep terdapat 126 pulau, baik yang berpenghuni ataupun tidak berpenghuni.
Saat ini kata Bambang, dalam menjalankan tugasnya, penyuluh pertanian di Kabupaten Sumenep ada yang membawahi lima desa. Bahkan saat ini ada penyuluh pertanian yang membawahi lebih dari lima desa, seperti yang ada di Kecamatan Ra’as, sehingga dinilai kurang efektif.
“Sepeti di Pulau (Kecamatan Raas), disana cuma ada satu tenaga penyuluh pertanian,” jelas Kepala Dispertahortbun yang sudah lebih dari delapan tahun menjabat itu.
Dikatakan, keberadaan tenaga penyuluh pertanian sangat penting untuk kemajuan di bidang pertanian. Selain memberikan motivasi petani untuk berusaha lebih baik, penyuluh juga menfasilitasi ketika petani butuh teknologi serta sarana prasana lain dan membantu memecahkan masalah.
“Tugas penyuluh itu wajib melakukan kunjungan di tiap-tiap Kelompok Tani, mulai hari Senin hingga Kamis. Sedangkan hari Jumat digunakan untuk melaksanakan evaluasi hasil penyuluhan ataupun diklat guna menambah pengetahuan,” ungkapnya.
Sementara jumlah kelompok tani (Poktan) saat ini mencapai 4.323, perinciannya 904 Kelompok Wanita Tani, dan 3.419 Poktan. “Kalau jumlah kelompok tani Sumenep terbanyak se indonesia. Itupun hampir separuh telah diberikan bantuan untuk penguatan pertanian,” tegasnya. (Lam/Lim)
Leave a Comment