SUMENEP, beritadata.id – Belasan ternak sapi di Kabupaten Sumenep ditemukan bergejala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sejauh ini setidaknya ada sekitar 17 ekor sapi yang dilaporkan terpapar wabah tersebut.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sumenep Indra Wahyudi mengatakan, sebelum kasus PMK ini semakin melonjak, semua pihak harus bekerja sama melakukan upaya menekan penyebaran wabah PMK.
“Saya mendengar banyak sapi milik warga hampir memiliki gejala yang serupa dengan penyakit PMK itu. Maka saya meminta kepada dinas terkait untuk proaktif, apalagi menjelang Idul Adha,” ujarnya, Kamis (02/06/22).
Politisi partai Demokrat itu mendesak, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep agar bergerak cepat memfungsikan pusat kesehatan hewan (Puskeswan) untuk mengatasi PMK, ia menginginkan penanganan wabah ini tidak hanya dilakukan di ruang-ruang rapat.
“Saya belum melihat Puskeswan di Sumenep difungsikan dengan baik, kalau tidak keliru di Pamolokan, Itu tidak difungsikan dengan benar, Dinas terkait mestinya panggil anak buahnya, fungsikan Puskeswan itu,” desaknya.
Indra menjelaskan, salah satu indikator keberhasilan pembangunan peternakan adalah, dengan meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan hewan, terutama mendekati Idul Adha, adanya peningkatan derajat kesehatan hewan yang terpenuhi ini menurutnya mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Optimalisasikan Puskeswan, tingkatkan sarana dan prasarana serta sumberdaya manusianya. Ini harus menjadi upaya serius yang mesti segera dikerjakan DKPP,” tegasnya.
Kemudian terkait koordinator penyuluh di tiap Kecamatan, pihaknya meminta agar DKPP segera menerjunkan kebawah memantau masyarakat dengan melibatkan para kelompok tani.
Dimana, kelompok tani ini merupakan organisasi kemasyarakatan yang menjadi etalase kebutuhan yang tidak hanya berkaitan dengan pertanian, namun juga berkaitan dengan peternakan.
“DKPP Sumenep perlu memanggil penyuluh di setiap Kecamatan agar berkoordinasi dengan kelompok tani yang ada di desa desa itu. Memantau perkembangan hewan ternak yang ada di desa terutama sapi agar ditangani,”
“Saya melihat hingga detik ini tidak ada tindak lanjut sama sekali. Jangan hanya rapat diatas meja saja tetapi tidak bisa diaplikasikan secara nyata dalam masyarakat. Informasi dari masyarakat saya itu ada sapinya yang terkena PKM tapi tidak ada tindak lanjut dari dinas terkait,” paparnya.
Selain itu Indra menambahkan, masyarakat juga tidak sungkan menyampaikan keluhannya kepada dinas terkait, jikalau misalnya sungkan melaporkan gejala PMK, bisa melalui perwakilan koordinator penyuluh di kecamatan .
“Sampaikan ke penyuluh yang ada di kecamatan kalau ada gejala seperti itu, jangan diam. Yang terpenting dalam hal ini khususnya DKPP harus lebih proaktif dan antisipatif,” pungkasnya. (Zn)
Leave a Comment