Data Utama Madura Sumenep

Gerakan Tolak UAS di Sumenep Dinilai Coreng Nama Baik Santri Madura

Tabligh akbar kedatangan UAS ke Pondok Pesantren Al Amien Prenduan didampingi Wakil Bupati Sumenep, Dewi Khalifah. (Istimewa)

SUMENEP, beritadata.id – Santer diberitakan sejumlah media sekelompok massa yang mengatasnamakan Gerakan Santri Madura menolak kedatangan Ustadz Abdul Somad (UAS) di Kota keris, Jumat (20/05/22).

Pemberitaan itu berbekal surat pemberitahuan aksi yang dilayangkan ke Kepolisian Resor (Polres) setempat. Dengan jumlah massa sebanyak 200 orang.

Kasubbag Humas Polres Sumenep AKP Widiarti mengatakan, merespon pemberitahuan aksi penolakan kedatangan UAS tersebut pihaknya mempersiapkan pasukan pengamanan.

Sesuai surat pemberitahuan yang masuk ke Polres, aksi akan berlangsung di depan Masjid Jamik Sumenep.

“Sesuai SOP kami sudah melakukan persiapan pasukan pengamanan, namun ternyata tidak ada,” ujarnya.

Diketahui, surat pemberitahuan aksi demonstrasi yang mengatasnamakan Gerakan Santri Madura itu tertanggal 18 Mei 2022. Surat itu ditandatangani oleh Koordinator Aksi bernama Ustadz Ahmad.

Dalam kop surat pun tertera alamat Gerakan Santri Madura, yakni di Jalan Lingkungan Delama, Desa Pajagalan, Kecamatan Kota, Sumenep.

Isinya, Gerakan Santri Madura menolak kedatangan UAS. UAS dianggap menyebarkan paham radikal dan intoleran yang telah membuat kegaduhan umat beragama.

Namun, sampai waktu yang ditentukan hingga pukul 13.00 WIB, gerakan santri Madura itu malah tidak ada kabar. Satupun massa aksi tak nampak kelihatan batang hidungnya.

“Ternyata aksinya tidak jadi, tapi juga tidak ada pencabutan pemberitahuannya sampai sekarang,” ungkap Widiarti.

Sementara itu, seorang warganet yang bernama Saifuddin Surur menulis di akun Facebooknya, alamat dan nomor telepon yang tertera di surat itu saat ditelusuri ternyata juga tidak jelas. Bahkan pemilik rumah malah pria lanjut usia yang tidak tahu menahu.

Dalam unggahan akun Facebooknya itu, tersirat makna bahwa menolak kedatangan UAS dengan mengatasnamakan santri Madura justru mencoreng nama baik Santri Madura.

“Kalau ketemu tidak ada kata ampun baginya, apalagi pembuat surat mengatasnamakan santri Madura,” tulisnya.

Seusai jadwal, kemarin di Sumenep UAS tetap mengisi tabligh akbar di dua tempat. Diantaranya di depan Masjid Nur Muhammad, Desa Kolor dan di Pondok Pesantren Al Amien Prenduan.

Di Masjid Nur Muhammad, tabligh akbar berlangsung pukul 15.00 WIB, ceramah ustadz jebolan Al-Azhar Mesir itu dibanjiri ribuan jemaah dari berbagai daerah di Madura. (Zn)

Leave a Comment