Bangkalan Data Utama Hukum & Kriminal Jatim Madura

Duel Berdarah Geger: Dari Klakson di Jalanan hingga Penahanan Sang Kades

BANGKALAN, beritadata.id – Sebuah klakson di jalanan berujung pada rangkaian peristiwa berdarah yang menyeret Kepala Desa Geger, Budiman, ke balik jeruji tahanan.

Polres Bangkalan resmi menahan Budiman pada Senin (22/9/2025), setelah sebelumnya hanya berstatus tersangka sejak Agustus. Langkah ini diambil usai penyidik menemukan indikasi kuat keterlibatannya dalam peristiwa duel maut yang mengguncang desanya.

Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono, membenarkan penahanan tersebut.

“Iya, kita tahan per hari Senin kemarin, tanggal 22 September,” ujarnya, Selasa (23/9/2025).

Meski demikian, Hendro belum membeberkan detail peran Budiman lebih jauh.

Dari Klakson Jadi Carok

Kasus ini bermula pada 28 April 2025, ketika Muhammad Dinul Huda (23) merasa tersinggung usai diklakson sepulang hajatan oleh Budiman. Di Madura, di mana harga diri sering kali dijunjung tinggi, sebuah isyarat kecil bisa memicu bara. Dinul pun menantang Budiman untuk carok—tradisi duel dengan senjata tajam yang masih membekas kuat di sebagian masyarakat.

Sesampainya di rumah, Budiman menceritakan kejadian itu kepada orang-orang di sekitarnya. Salah satunya Busiri (55), yang kemudian terbakar emosi.

Tak lama, ketika Dinul melintas di depan rumah sang kades, Busiri mengejarnya. Duel dengan celurit pun tak terhindarkan. Dinul menderita luka di lengan, sementara Busiri terluka di kepala dan terpaksa dilarikan ke Puskesmas Geger.

Namun cerita tidak berhenti di sana. Kehadiran Busiri di puskesmas memicu kemarahan pihak Dinul. Sejumlah orang datang dengan senjata tajam, sehingga bentrokan lanjutan pun pecah.

Dugaan Peran Kades

Budiman diduga memiliki peran penting dalam tragedi ini. Ia disebut-sebut memberikan senjata tajam kepada Busiri sebelum duel terjadi. Dugaan itulah yang kini menjeratnya semakin kuat, hingga penahanan tak lagi bisa dihindari.

Kasus ini menjadi sorotan, bukan hanya karena melibatkan seorang kepala desa, tetapi juga lantaran memperlihatkan bagaimana persoalan kecil bisa berubah menjadi tragedi besar ketika emosi dan ego berbenturan. (Red)

Leave a Comment