Data Utama Kesehatan Madura Sumenep

Dinkes Sumenep Tepis Isu Banyak Orang Meninggal Usai Divaksin

Petugas medis bersiap melakukan pengambilan jenazah di rumah duka Kelurahan Kepanjen Sumenep

SUMENEP, beritadata.id – Sejak beberapa hari belakangan ini, di Kabupaten Sumenep ramai diperbincangkan maraknya masyarakat yang jatuh sakit. Bahkan banyak diantaranya yang meninggal dunia.

Ironisnya, tidak sedikit diantara mereka yang menyebut, bahwa sebagian besar yang sakit dan tutup usia itu disebabkan usai disuntik Vaksin.

“Tatanggana kaula marena e vaksin temmo sake’ olle barampa are pas mate (tetangga saya usai divaksin tiba-tiba sakit, terus beberapa hari kemudian meninggal),” tutur salah seorang warga yang enggan disebut namanya.

Ditengah maraknya desas-desus orang sakit kemudian meninggal usai divaksin Covid-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat memberikan klarifikasi.

Kepala Dinkes Sumenep Agus Mulyono mengatakan. Ada dua jenis vaksin yang disalurkan ke masyarakat sebagai langkah antisipasi penyebaran virus. Yaitu vaksin Sinovac dan vaksin AstraZeneca.

Kata dia, dua jenis vaksin tersebut memiliki cara kerja berbeda. Dimana, vaksin Sinovac bekerja selama dua bulan dalam proses vaksinasi dua kali, sementara vaksin AstraZeneca bekerja selama tiga bulan dalam proses vaksinasi satu kali.

“Kalau masyarakat yang divaksin dengan Sinovac berlakunya dua bulan dan dilakukan dua kali. Tapi untuk vaksin AstraZeneca, jaraknya itu harus tiga bulan,” katanya, Kamis (8/7/21).

Untuk saat ini lanjutnya. Kedua vaksin itu disalurkan oleh beberapa sumber, meliputi Tentara Negara Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Dinkes Sumenep.

“Usai divaksin, masyarakat mendapatkan kartu vaksinasi, dilaporkan secara online dan tercatat.”

“Setelah dilaksanakan vaksinasi, selanjutnya akan ada observasi, kemudian setelahnya mereka bisa bekerja seperti biasa,” jelasnya.

Menurut Agus, terkait isu yang berkembang di masyarakat soal vaksinasi yang menyebabkan orang meninggal, hal itu tidaklah benar.

“Hoax itu, tidak ada orang selesai divaksin meninggal dunia. Sudah jutaan orang kok yang vaksinasi, baik Sinovac maupun AstraZeneca itu aman-aman saja. Apabila ada hal-hal yang lain, itu bukan karena vaksin,” tepisnya.

“Kan sudah dijamin MUI, itu halal dan dipertanggungjawabkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM) kurang apalagi,” imbuhnya.

Pihaknya mengimbau, masyarakat tidak percaya terhadap adanya informasi hoax yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Jadi vaksin ini tidak menyebabkan kematian. Justru dengan divaksin dapat menjaga kekebalan terhadap Covid-19. Apalagi ada varian baru dari Covid-19, tentu vaksin ini sangat dianjurkan bagi masyarakat,” pungkas Agus. (Zn)

Leave a Comment