SUMENEP, beritadata.id – Kepala Seksi Kepatuhan Internal, Penyuluhan Bea dan Cukai Madura Zainul Arifin mengatakan jika peredaran rokok ilegal di Kabupaten Sumenep cenderung naik ketika musim tembakau.
Hal itu ia sampaikan saat mengisi materi sosialisasi Ketentuan Tentang Cukai Rokok DBHCHT 2023 pada kegiatan Forum Tatap Muka yang digelar oleh Satpol PP Sumenep di de Baghraf Hotel. Jumat, 25 Agustus 2023.
“Ada banyak faktor yang tetap mendorong tumbuhnya pertumbuhan rokok ilegal. Selain musim tembakau, juga ditunjang oleh kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan rokok yang lebih murah,” katanya.
Untuk menekan peredaran rokok ilegal yang cenderung meningkat di musim tembakau, Bea dan Cukai melakukan berbagai upay, salah satunya bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, juga penegak hukum yang lain.
“Kami dari Bea dan Cukai berkomitmen melakukan langkah-langkah terstruktur bekerja sama dengan berbagai pihak untuk berupaya seoptimal mungkin mengeliminasi peredaran rokok ilegal di Madura maupun di Sumenep secara khusus,” ujar Zainul.
Selain Sosialisasi Ketentuan Tentang Cukai Rokok DBHCHT seperti digelar Satpol PP Sumenep, ada sejumlah kegiatan lain dalam upaya pencegahan peredaran rokok ilegal. Diantaranya melakukan operasi pasar dan pengumpulan informasi.
“Kami bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten di seluruh Madura, dan khusus di Sumenep ini kami menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk pelaksanaan DBHCHT,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Satpol PP Sumenep Ach. Laili Maulidy menyampaikan, sosialisasi Ketentuan Tentang Cukai Rokok DBHCHT merupakan amanah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 215 tahun 2021.
Di dalam PMK tentang Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi DBHCHT tersebut diatur tata cara pencegahan peredaran rokok ilegal melalui berbagai kegiatan.
“Salah satu kegiatan dalam bidang penegakan hukum adalah sosialisasi ketentuan di bidang cukai, di samping kegiatan-kegiatan yang lain yang telah dan akan dilakukan,” ujar Laili.
Kepala Satpol PP Sumenep itu menjelaskan, ada 2 jenis kegiatan sosialisasi tatap muka langsung dalam pencegahan peredaran rokok ilegal. Pertama dengan menghadirkan peserta minimal 25 orang, yang kedua menghadirkan minimal 100 orang.
“Jadi untuk sosialisasi tatap muka kali ini kami menghadirkan peserta sebanyak 25 orang,” tandasnya. (*/Zn)
Leave a Comment