Bangkalan Data Utama Kesehatan Madura

Bangkalan Krisis Obat ODGJ, Ketua Basama Sebut Karena Kelalaian Dinkes

BANGKALAN, beritadata.id – Penanganan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Bangkalan saat ini terkendala ketersedian obat. Hal itu berdasarkan pengakuan beberapa puskesmas terkait krisis ketersedian obat ODGJ.

Padahal, keberadaan ODGJ di Kabupaten Bangkalan mencapai 1.560 orang. Terseber di 18 kecamatan. Terbagi dalam 22 wilayah kerja (Wilker) puskesmas.

Krisis obat ODGJ tersebut mendapat respon dari berbagai pihak. Yakni, sangat menyayangkan kelalain dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan.

Respon itu salah satunya datang dari Ketua Badan Silahturahmi Santri Madura (Basama) Ra Hasbullah. Menurutnya, kejadian krisis obat ODGJ ini sangat ironis sekali. Sebab, obat yang disubsidi pemerintah tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

“Seharusnya kejadian kelangkaan obat ODGJ sesegera mungkin dapat perhatian dari pihak-pihak yang terkait,” katanya, Rabu (13/12/2023).

Dikatakan Ra Has, krisis obat ODGJ bisa saja karena kehabisan stok dari pusat atau dari penyedia. Namun bukan tidak mungkin karena kelalain dari Dinkes itu sendiri.

“Artinya Dinkes kurang aktif atau proaktif mengecek atau mendata ketersediaan obat ODGJ. Mungkin memang keteledoran dari Dinkes secara keseluruhan,” ujarnya.

Dinkes merupakan satu kesatuan sistem yang berkewajiban untuk mengurusi masalah kesehatan. 

“Mungkin sudah selayaknya mulai dari pimpinan Dinkes dan bagian-bagiannya untuk lebih meningkatkan pelayanan. Dalam hal ini ketersedian obat untk ODGJ,” tandas Ra Has.

Oleh karena itu, Ra Has meminta Dinkes kedepan lebih profesional. Sebab, terjadinya krisis obat untuk ODGJ adalah hal yang aneh. Kecuali terjadi secara nasional lantaran hal-hal tertentu.

“Seperti kurangnya bahan baku pembuatan obat itu sendiri. Kalau tidak terjadi secara nasional, menurut saya ini murni karena keteledoran dari Dinkes,” pungkasnya. (*)

Leave a Comment