Bangkalan Data Utama Jatim Madura Sosial

Afta Nasrullah Sindir Seruan Boikot, Jangan Karena Satu Orang Suku Madura Disalahkan

BANGKALAN, beritadata.id – Content creator ternama, Afta Nasrullah, angkat bicara menanggapi maraknya seruan boikot terhadap seluruh warung Madura di Indonesia yang ramai di media sosial imbas konflik Yai Mim vs Sahara.

Ia menegaskan bahwa konflik antara Yai Mim dan Sahara merupakan persoalan pribadi antar tetangga, bukan masalah kesukuan. 

Menurut dia, isu tersebut tidak boleh digiring menjadi narasi yang berpotensi memecah belah masyarakat Indonesia.

Afta menilai, seruan boikot itu hanya berkembang di dunia maya dan tidak mencerminkan realitas sosial di lapangan. 

“Boikot semua warung Madura yang ada di Indonesia menurut saya hanya terjadi di media sosial. Kenyataannya, masyarakat Indonesia sudah paham bahwa ini permasalahan pribadi, bukan masalah suku,” ujar Afta dalam unggahan TikTok pribadinya, Jumat 3 Oktober 2025.

Ia juga menuding ada pihak-pihak tertentu yang sengaja menggiring opini publik ke arah negatif. Pria Madura berdarah Bangkalan itu menyayangkan munculnya narasi yang seolah-olah menggambarkan semua orang Madura itu buruk.

Ia menegaskan, setiap suku pasti memiliki individu baik dan buruk, sehingga tidak adil jika kesalahan satu orang digeneralisasi kepada seluruh kelompok.

“Jangan sampai satu orang melakukan kesalahan, lalu seluruh suku disalahkan,” tegasnya.

Lebih jauh, Afta menyoroti kontribusi besar masyarakat Madura di dunia usaha. Ia menyebut banyak pengusaha Madura yang sukses dan membuka lapangan kerja bagi orang lain.

“Kalau orang Madura disebut resek atau pembuat onar, bagaimana dengan mereka yang sukses dan kaya. Orang resek nggak akan pernah kaya,” katanya, menepis stigma negatif yang kerap diarahkan kepada etnisnya.

Di akhir pernyataannya, Afta menegaskan tidak berpihak pada siapa pun, melainkan ingin melindungi masyarakat Madura yang tidak terlibat namun ikut terdampak. Ia berharap polemik ini diselesaikan dengan damai dan penuh tanggung jawab.

“Untuk Mbak Sahara dan suaminya, sebaiknya minta maaf secara terbuka karena sudah membawa nama suku. Permintaan maaf yang tulus akan berdampak positif, bukan hanya bagi kalian, tapi juga bagi banyak orang,” pungkasnya. (*)

Leave a Comment