
SUMENEP, beritadata.id – Suasana penyerahan SK PPPK Paruh Waktu berubah menjadi lautan haru. Ribuan honorer mengangkat map putih mereka, sementara keluarga yang menunggu di luar arena tak kalah riuh merayakan momen yang telah bertahun-tahun dinantikan.

Di tengah kerumunan itu, Rini Antika, 36 tahun, berdiri memeluk erat map putih berisi SK yang ia tunggu hampir dua dekaden lamanya. Sejak 2009, ia mengabdi sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas Batu Putih, wilayah terpencil dengan jalan berbatu.
Penantian Panjang yang Akhirnya Terbayar
Selama 17 tahun menjadi honorer di Puskesmas Batu Putih, ketidakpastian adalah bagian hidup yang tak bisa ia hindari. Namun Rini tetap bekerja dengan disiplin. Berangkat sebelum matahari terbit, pulang ketika malam sudah larut.
Tak ayal, hari penyerahan SK itu baginya seperti pintu yang akhirnya terbuka. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Bupati. Beliau menandatangani keputusan besar untuk masa depan kami,” ucapnya dengan nada haru.
Ada Sosok yang Berperan dalam Perjuangan
Rini juga menaruh rasa terima kasih kepada Arif Frimanto, Plt. Kepala BKPSDM Sumenep sekaligus Kepala Bappeda. Baginya, Arif adalah sosok yang berdedikasi dalam menjalankan tugas Bupati.
Ia selalu hadir, bahkan hingga larut malam, mendampingi para honorer menyiapkan segala proses.
“Beliau sangat sibuk, tapi tetap meluangkan waktu untuk kami. Tulus sekali,” ujar Rini. Ia menilai keputusan Bupati Achmad Fauzi menugaskan Arif mengawal proses PPPK Paruh Waktu adalah langkah bijak.
Air Mata yang Akhirnya Jatuh
Saat SK itu diangkat, mata Rini berkaca-kaca. Ingatannya tentang perjalanan panjang di jalan berbatu, anak-anak yang menunggu di rumah, dan keraguan yang kerap muncul, kembali datang. Namun hari itu, semua terbayar.
“Ini bukan akhir, ini awal dari perjalanan baru yang lebih pasti untuk kami dan keluarga,” katanya tersenyum
Pagi Baru di Setiap Sudut Wilayah
Pagi ini, Rini kembali menjalankan tugas di Batu Putih. Namun langkahnya lebih ringan. Ia pulang membawa kepastian dan martabat yang selama 17 tahun ia kejar dengan sabar.
Rini hanyalah satu dari ribuan honorer yang hari itu mencatat sejarah dalam hidup mereka. Pagi baru, harapan baru, dan pengakuan atas pengabdian yang tak pernah pudar. (*/zn)

Leave a Comment