SUMENEP, beritadata.id – Carut marut persoalan yang dimiliki PT Sumekar Line sedari dulu tak kunjung usai. Mulai dari sengkarut pembelian kapal, hutang direksi lama, manajemen bobrok hingga nunggak gaji karyawan.
Badan usaha milik daerah (BUMD) yang bergerak di bidang transportasi laut itu kini seakan dihantam badai besar. Masalah lama belum kelar, nambah lagi masalah baru, yaitu tak beroperasinya kapal Dharma Bahari Sumekar (DBS I dan DBS III) yang membuat publik kepulauan naik pitam.
Buntut dari kemarahan warga pulau itu menyebabkan posisi Direksi PT Sumekar berada diujung tanduk. Sebab, mereka beramai-ramai melancarkan aksi demonstrasi mendesak Bupati agar segera mencopot jabatan Dirut PT tersebut.
“Pecat direktur, atau bubarkan saja PT Sumekar,” teriak massa aksi.
Aksi demo penduduk kepulauan yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat itu cukup anarkis. Kemarahan dan kekesalan atas buruknya pelayanan transportasi laut membuat mereka tak segan merusak fasilitas pagar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep.
Koordinator aksi lapangan (Korlap) Ahmad Ari Hasan mengatakan, pihaknya berunjuk rasa tak lain hanya untuk menyampaikan aspirasi masyarakat pulau terhadap Bupati Sumenep Achmad Fauzi. Pasalnya, keberadaan PT Sumekar Line belum mampu memberikan pelayanan terbaik.
“Banyak warga kepulauan terlantar di pelabuhan Kalianget karena tidak adanya kapal yang berangkat. Alasannya, kapal yang lain belum beroperasi karena perbaikan,” ujarnya. Kamis (24/03/22).
Menurut Hasan, kapal yang beroperasi mengangkut penumpang hanya ada satu, yaitu KMP Monggiano Hulalo, itu pun kondisinya sangat memperhatikan karena sering kelebihan muatan.
“Kami datang kesini untuk mengaspirasikan warga Kepulauan Kangayan, kenapa masih ada kelebihan muatan kapal. Ini sangat membahayakan warga kepulauan,” pungkasnya. (Zn)
Leave a Comment