Data Utama Madura Sumenep

Tembakau Tegal-Gunung Lebih Diminati Pabrik, Dispertahortbun: Varietas Prancak Primadona Madura

Kepala Dispertahortbun Sumenep Arif Firmanto saat tinjau penanaman tembakau di Desa Prancak

SUMENEP, beritadata.id – Andanya kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) pada bulan Februari lalu tentu saja akan menjadi pertimbangan petani dalam memutuskan tanam tembakau tahun ini. Meski kenaikan tarif cukai per jenis rokok ditetapkan sebesar 12,5 persen, hal itu tentu tidak akan menyurutkan niat para petani untuk menanam.

Oleh karena itu, untuk mensiasati agar tidak terjadi kerugian bagi petani yang masih ingin menanam si Emas Hijau, maka dibutuhkan strategi khusus agar hasil panen tembakaunya diminati pabrikan.

Tentu saja, strategi tanam tembakau itu sesuai petunjuk pemerintah. Salah satunya yaitu dengan memperhatikan peralihan musim dari basah ke netral.

Pada musim tanam Tembakau 2021, berdasarkan BMKG diperkirakan La Nina (Kemarau basah) berlanjut hingga pertengahan tahun 2021, serta dapat dikatakan cenderung tinggi.

Dari perkiraan iklim dan cuaca tersebut, waktu yang tepat untuk memulai tanam tembakau dimulai bulan Juni minggu pertama. Sehingga perkirakan musim panen tembakau terjadi sekitar bulan Agustus-September 2021.

Selain perkiraan musim, penerapan budidaya tanaman tembakau yang baik harus benar-benar diperhatikan. Kualitas benih akan menentukan pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Bibit yang kuat, sehat dan seragam merupakan syarat pertumbuhan tanaman yang optimal. Karena, hal itu akan berpengaruh pada kualitas hasil panen tembakau nantinya.

Kepala Dispertahortbun Sumenep Arif Firmanto mengatakan, di Kota keris sendiri tembakau varietas Prancak 95% tetap merupakan varietas primadona di Madura.

“Varietas Prancak tetap dibutuhkan oleh pabrikan,” katanya, Senin (14/6/21).

Selain itu Menurut Arif, penentuan lokasi tanam juga sangat penting, pabrikan lebih meminati tembakau Tegal-Gunung. Artinya, bukan tembakau lahan sawah. Sebab, tembakau sawah kualitasnya kurang bagus, kadar air terlalu tinggi, pun harganya juga murah.

“Kadang sudah sosialisasi tetap tanam di lahan sawah, kalau tidak laku pemerintah lagi yang menjadi sasaran, padahal kami sudah mengimbau,” jelasnya.

Pihaknya berharap, hal-hal tersebut diatas dapat membuat para petani tembakau lebih berhati-hati dalam menjaga kualitas hasil tembakaunya. Sehingga, mampu bersaing mendapatkan harga terbaik saat musim panen.

Disisi lain Arif juga berharap, petani dapat melakukan versifikasi tanaman tembakau dengan tanaman lain yang juga tidak kalah menguntungkan. Seperti tanaman hortikultura semacan bawang,
cabe, kacang serta tanaman palawija lainnya.

“Jadi jangan hanya tembakau, bisa menanam tanaman alternatif yang lain,” tandasnya. (Zn)

Leave a Comment