Data Utama Opini

Opini: DPRD Sumenep dan Pekerjaan Pertama yang Sia-Sia (?)

Oleh: NK Gapura

Berpolitik adalah keterampilan merekayasa logika. Setiap pandangan memiliki pembenaran. Dan dalam praktiknya, mufakat adalah klausul paling logis untuk menyelesaikan perdebatan.

Paragraf pertama, bagi saya, adalah satu-satunya gambaran dari cara kerja anggota DPRD terpilih kita, khususnya di Kabupaten Sumenep. Mereka ingin hidup tenang dengan serba mufakat. Dan jika tidak, mereka akan membuat sekian rekayasa logika untuk berdebat.

Frasa yang pernah diungkapkan Aristoteles, mungkin ada benarnya. Kita semua adalah zoon politicon; hewan politik. Sebagai hewan, kebijakan buruk dan sia-sia akan mendapat pemakluman jika dilakukan demi persekutuan. Bahkan mungkin mendapat tepuk tangan.

Dan katanya, akhir-akhir ini kawan di DPRD sedang sibuk. Salah satunya membentuk pansus tatib dan menyepakati “isi” yang akan dianutnya. Saya, sebagai salah satu hewan politik yang sering berburuk sangka, terutama dengan kerja kawan-kawan Legislatif kita, bagaimana mempercayainya?

Kiranya, tatib jenis apa yang bisa mengatur yang terhormat anggota dewan? Analoginya sederhana. Menjadi anggota dewan adalah jabatan politik. Dan pasti, mereka akan memilih untuk “sesuai” dengan keadaan daripada menegakkan aturan.

Maka, hemat saya, setegas dan sejujur apapun aturan internal itu dicipta, muaranya hanyalah mufakat semata. Dan mufakat, sangat berpeluang melabrak aturan yang ada. Sebab mufakat itu lebih tinggi derajatnya. 

Mufakat harus dicapai demi persekutuan. Dan aturan, tentu saja akan disesuaikan dengan seluruh niatan. Dan kita tidak pernah tahu, seberapa banyak niat buruk disusupkan? 

Lima tahun terkahir, hak interpelasi telah mati suri. Beberapa Perda diselesaikan hanya untuk memehuni pelaporan. “Study” ke luar kota menjadi kebiasaan. Dan koreksi pada pemerintah hanya sebatas geram di berita-berita harian. Lalu semua ini akan terulang untuk 5 tahun ke depan? Ya Tuhan. 

Pekerjaan pertama kawan-kawan di DPRD Sumenep, tidak hanya sia-sia. Sebagai hewan yang awam, saya merasa didera kecemasan yang sama. Sambil bertanya, bagaimana cara meyakinkan diri bawah anggota DPRD kita sungguh berguna? Salam awam saja. (*)

Leave a Comment