SURABAYA, Lingkarjatim.com – Gubernur Jawa Timur Soekarwo akan mengakhiri masa jabatannya, Selasa (12/2/2019). Ia pun menitip pesan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim terpilih Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak, untuk membawa ‘kapal’ menuju pelabuhan.
Pesan itu disampaikan Pakde Karwo, sapaan akrabnya, pada acara perpisahan Gubernur Soekarwo dan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin malam (11/2/2019). Selain dihadiri Gubernur dan Wagub Jatim terpilih, acara itu juga dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan seluruh Bupati/Wali Kota se- Jatim.
“Kepada Ibu Khofifah dan Mas Emil, saya berpesan untuk melanjutkan kereta atau ‘kapal’ ini, berjalan menuju pelabuhan yang diidamkan masyarakat Jatim,” kata Pakde Karwo, didampingi istrinya Nina Soekarwo.
Selain menitip pesan, Pakde Karwo juga berpamitan sebelum masa jabatannya habis. Ia juga meminta maaf dan berterimakasih kepada seluruh kepala daerah dan Forkopimda, yang telah membantu untuk Jatim yang lebih maju.
“Saya bersama istri, dan pak wagub bersama Ibu Fatma mohon pamit. Karena besok mulai jam 00.00 WIB, saya sudah berhenti bertugas,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Pakde Karwo juga melaporkan kepada Khofifah-Emil sebagai Gubernur dan Wagub Jatim terpilih, bahwa masyarakat Jatim adalah masyarakat yang sangat plural, baik itu suku ras agama dan pandangan kelompok politiknya.
“Ibu Khofifah dan Mas Emil, di Jatim ini masyarakat yang beragam, bisa hidup berdampingan dan damai. Tidak berlebihan saya kira, jika saya menyebut Jatim inilah Indonesia mini yang dicita-citakan pendiri republik,” kata Pakde Karwo.
Menurut Pakde, salah satu kunci dari kondusivitas tersebut adalah cara menerima segala hal masyarakat Jatim dengan cara dialog, silaturahmi dan Musyawarah mufakat. Hal itu ia lakukan selama 10 tahun memimpin Jatim.
“Alhamdulillah, saya selama 10 tahun bersama Pak Halim (Ketua DPRD Jatim) belum pernah voting, memang lama untuk musyawarah mufakat, tapi itu lah nilai yang harus kita hormati,” ujarnya.
Sebelum mengakhiri pidatonya, Pakde Karwo sempat mengucapkan sepatah kata dari bahasa Jawa. Pakdhe Karwo mengaku ingin tetap bisa bersahabat dengan kepala daerah hingga tokoh masyarakat di Jatim, meski nantinya tidak lagi menjabat sebagai Gubernur Jatim.
“Bersaudara itu seperti air mancur yang ditebas dengan pedang, seperti apapun tidak bisa putus. Karena yang berbicara adalah hati dan perasaan. Alhamdulillah saya dengan istri selama 10 tahun dikelilingi orang-orang hebat di Jatim,” kata Pakde Karwo. (Mal/Lim)
Leave a Comment