SUMENEP, beritadata.id – Peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan Malang nampaknya masih terekam jelas dibenak sejumlah pemain Persebaya Surabaya. Seperti yang dikisahkan oleh Marselino Ferdinan.
Gelandang muda Kota Pahlawan itu mengatakan, usai pertandingan Arema FC vs Persebaya, pemain Persebaya langsung masuk mobil barakuda yang mengangkut para pemain. Namun, disana para pemain Persebaya sempat tertahan sehingga melihat langsung kerusuhan di Kanjuruhan.
“Secara singkat habis pertandingan selesai peluit akhir langsung masuk locker room, kita lari, kita langsung cepat-cepat ganti pakaian. Setelah itu kita langsung lari ke barakuda,” ucap Marselino menceritakan kesaksiannya saat mengalami peristiwa tersebut.
Kemudian, saat sudah keluar dari Stadion dan berada di dalam barakuda, mobil barakuda justru tak bisa berjalan. Sebab, kendaraan patwal yang mengangkut pemain Persebaya itu diblokade oleh Aremania.
“Kita diblokade, gak bisa keluar sama Aremania. Jadi, kita menunggu di sana sekitar dua jam semuanya. Baru kita bisa keluar,” cerita Marselino kepada wartawan usai doa bersama di Balai Kota, Selasa 4 Oktober kemarin.
Pemain kelahiran Jakarta pada tahun 2004 silam itu mengaku, melihat sendiri kerusuhan di luar Stadion karena barakuda yang ditumpanginya berada di depan
“Kalau lihat, lihat. Karena barakuda saya ada paling depan. Jadi saya lihat semuanya yang bakar-bakar, patwal yang diinjak-injak dan lain-lain. Iya sempat. Dilempari botol, batu,” jelasnya.
Meski begitu, Marselino tak merasa trauma atas kejadian tersebut. Bahkan ia juga mengikuti doa bersama yang digelar Pemkot Surabaya yang mengundang Persebaya, suporter hingga Forkopimda untuk korban tragedi Kanjuruhan.
“Kalau trauma enggak sih. Bonek hadir sangat istimewa. Di sini kita tahu kemanusiaan lebih penting daripada sebuah sepak bola,” pungkas Marselino. (Zn)
Leave a Comment