BANGKALAN, beritadata.id – Setiap tahun Hari Pahlawan Nasional 10 November selalu dikumandangkan di seluruh wilayah Indonesia. Pada peringatan tahun 2021 ini, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh, di istana Bogor, Jawa Barat.
Pemberian gelar ini telah ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 109/TK/2021 tentang Penganugerahan Pahlawan Nasional.
Keempat tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional tersebut berasal Provinsi Sulawesi tengah, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, dan Banten.
Siapa saja mereka? Berikut profil singkatnya dilansir dari berbagi sumber.
1.Tombolotutu (Sulawesi Tengah). Ia merupakan seorang raja di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Tombolotutu ikut turun dan melawan penjajah belanda di garda terdepan. Sebanyak 170 pasukan dikerahkan Belanda untuk melawan Tombolotutu kala itu.
Tombolotutu telah diupayakan menjadi Pahlawan Nasional asal Sulawesi Tengah sejak tahun 1990-an. Namun adanya hambatan berupa kurangnya data berupa dokumen resmi mengenai dirinya menjadikan niat tersebut tertunda.
2. Sultan Aji Muhammad Idris (Kalimantan Timur). Ia merupakan Sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Sultan Aji Muhammad Idris diketahui memerintah sejak 1735 hingga 1778. Ia juga dikenal sebagai Sultan pertama yang memiliki nama bernuansa Islam.
Sultan Aji Muhammad Idris terkenal karena pernah berangkat ke tanah Wajo, Sulawesi Selatan untuk bertempur melawan Veerenigde Oostindisce Compagnie (VOC) bersama rakyat Bugis. Ia terlibat pertempuran dan berakhir gugur di medan perang.
3. Haji Usmar Ismail (DKI Jakarta). Ia dikenal sebagai bapak perfilman Indonesia karena karya-karyanya yang apik.
Usmar Ismail telah membuat lebih dari 30 film. Film arahannya yang berjudul darah dan doa (Teh Long March of Siliwangi) yang diproduksi 1950 menjadi film pertama yang secara resmi diproduksi oleh Indonesia sebagai negara berdaulat.
Usmar Ismail juga sempat mendirikan Sebuah kelompok drama bernama Maya pada tahun 1943, yang kemudian menjadi pelopor format teater modern Indonesia.
Untuk mengenang jasanya, pemerintah mengabadikan sebuah gedung perfilman yang diberi nama pusat perfilman Usmar Ismail di Kuningan, Jakarta Selatan.
4. Raden Aria Wangsakara (Banten). Ia dikenal sebagai pendiri wilayah Tangerang dan merupakan keturunan Raja Sumedang Larang, Sultan Syarif Abdulrohman.
Bersama Aria Santika dan Aria Yuda Negara, Raden Aria Wangsakara lari ke Tangerang karena tidak menyetujui keputusan saudara kandungnya yang memihak VOC dan menetap di tepi sungai Cisadane.
Disana, Raden Aria Wangsakara aktif menyebarkan agama islam, yang dianggap membahayakan oleh pihak VOC.
Kegigihan rakyat dibawah kepemimpinannya yang melakukan pertempuran selama tujuh bulan berturut-turut itu membuahkan hasil. VOC gagal mengambil wilayah Lengkong yang berhasil dipertahankan Aria Wangsakara bersama pengikutnya. (Red)
Leave a Comment